Kota
Banjarmasin adalah ibu kota provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia serta
kota terbesar dan terpadat di Kalimantan.
Kota ini juga termasuk salah satu kota besar di
Indonesia dan Kota terpadat di
luar pulau Jawa.
Banjarmasin
yang dijuluki Kota Seribu Sungai ini memiliki wilayah seluas
72 km² yang wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari
sekitar 25 buah pulau kecil (delta) yang dipisahkan oleh sungai-sungai di
antaranya pulau Tatas,pulau Kelayan, pulau Rantauan Keliling, pulau Insan dan
lain-lain. Berdasarkan
data BPS Kota Banjarmasin tahun 2015,
Banjarmasin memiliki penduduk sebanyak 675.440 jiwa dengan kepadatan 9.381 jiwa
per km².
Sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin
sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meski
sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah
aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang
perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan
sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata. Data
dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan
Selatan itu terdapat 117 sungai, kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70
sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai. Penataan kota Banjarmasin semestinya
penataan daratan harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang
didahulukan baru penataan daratan.
Pasar terapung, kegiatan perekonomian yang di lakukan di Sungai Barito Image source: google image |
Banyaknya
sungai yang menghilang di kota Banjarmasin mengundang keprihatinan banyak
pihak. “Keunikan Banjarmasin itu terletak pada banyaknya sungai sehingga wajah
kota ini berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia,” ujar seorang pengamat
perkotaan. Sungai-sungai di Banjarmasin kini menghadapi ancaman pendangkalan dan
penyempitan juga terancam oleh pencemaran sehingga mutu airnya sudah tidak
layak dikonsumsi. Hasil uji petik yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
Daerah (BLHD) Kalimantan Selatan menunjukkan secara umum kondisi air sungai di
Banjarmasin telah banyak mengandung logam berat dan bakteri ecolli.
Tumpukan sampah di salah satu sungai di kota Banjarmasin Image source: google image |
Selain itu,
berbicara mengenai peranan sungai di Kalimantan, khususnya di Banjarmasin,
dimana ketika dahulu kala sungai sebagai jalur utama transportasi, dari waktu
ke waktu, mengalami berbagai perubahan dan sungaipun semakin ditinggalkan,
jalur darat memang menjanjikan transportasi yang lebih cepat dan efektif
dibandingkan dengan transportasi sungai, berakibat pada semakin sepinya dan
terlupakannya sungai-sungai tersebut. Apalagi, pemerintah lebih memprioritaskan
peningkatan sarana dan prasarana jalur darat, sehingga berpengaruh terhadap
peranan sungai.
Kota Banjarmasin saat
ini terus berbenah melakukan perbaikan
menangani masalah sungai yang ada di kota ini. Masalah paling menonjol
adalah banyaknya sungai yang mati dan menyempit , sampah-sampah disungai
yang semakin banyak serta kualitas air sungai yang jauh dibawah standart
kesehatan. Begitu kompleksnya permasalahan sungai , maka Pemko
Banjarmasin merangkul sejumlah komunitas pecinta lingkungan untuk membentuk sebuah
gerakan yang dinamakan masyarakat peduli sungai . Tentunya ini menjadi kabar baik bagi masyarakat kota Banjarmasin. Hal itu dikemukakan Kepala
Bappeda Kota Bjm Fajar Desira kepada sejumlah wartawan . Dengan adanya gerakan masyarakat peduli sungai tersebut diharapkan para pecinta
lingkungan akan lebih fokus dan bersama sama dalam menangani masalah sungai ,
agar sungai di kota Banjarmasin kualitas dan fungsinya bisa kembali normal. Karena sebenarnya sungai memiliki banyak fungsi diantaranya , untuk transportasi
dan jalur perdagangan masyarakat , wisata dan sumber air baku bagi PDAM. “Masalah
penanganan sungai di Kota Banjarmasin sangat kompleks , perlu pelibatan
masyarakat dan Komunitas pecinta lingkungan , agar sungai bisa berfungsi dengan
baik”. Jelas Kepala Bappeda Kota Banjarmasin Fajar Desira. Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah pelepasan ikan pemakan lumut di sungai-sungai di Banjarmasin dengan harapan sungai-sungai terse bebas dari lumut.Tentunya ini merupakan suatu inovasi daerah yang baru di kota Banjarmasin
Salah satu inovasi Pemko dan Masyarakat dalam upaya pembersihan sungai Image source: www.antaranews.com |
Upaya lain yang dilakukan Pemko Banjarbaru Sebagai tindak lanjut sekaligus bukti keseriusan memperhatikan sungai, Pemko Banjarmasin membentuk lembaga pemerintahan baru setingkat kedinasan yang secara khusus mengurusi sungai yaitu Dinas
Pengelolaan Sungai dan drainase.
Sejak dibentuk, Dinas Pengelolaan Sungai dan
Drainase ini, langsung bekerja ekstra keras untuk sesegera mungkin
mengembalikan fungsi teknis dan estetis sungai di Banjarmasin. Berikut beberapa
tahapan strategis yang telah dilakukan,
1.
Inventarisasi
Ulang dan Labelisasi
2.
Revitalisasi dan Normalisasi
3.
Pembangunan Fasilitas Pendukung
Perbaikan fasilitas pendukung di pinggiran sungai di kota Banjarmasin image source: google image |
Tentunya kita semua berharap
masalah masalah klasik kota Banjarmasin ini dapat segera teratasi mengingat peran
sungai yang sangat besar dalam kehidupan perekonomian masyarakat Banjarmasin, dengan kondisi sungai yang bersih dan indah diharapkan sungai di Kota Banjarmasin dapat menjadi tujuan wisata baru dan dapat meningkatkan pendapatan bagi daerah dan masyarakat Banjarmasin khususnya dan untuk indonesa umumnya.
Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku